“DEJA VU” (Part I)
Dalam proses menemukan diri sendiri, menghilang dari keramaian adalah salah satu cara bagi setiap orang untuk merasakan tenang. Termasuk dengan Gala. Dia sudah lama tidak mengirimkan pesan kepadaku sejak pertemuan terakhir di depan rumahnya itu. Tepat setelah makan malam di kedai ramen itu, Gala seolah memberikan pesan tidak tertulis untuk pergi. Tanpa kata perpisahan yang mengharukan, tanpa ucapan pamit yang setidaknya aku tau kalau dia akan pergi mengilang. Kesibukanku selama satu tahun terakhir ini membuatku sedikit kesepian tanpa adanya obrolan sederhana dengan dia. Obrolan receh yang selalu bisa buat aku ketawa meski ada rasa kesal. Hingga tidak sadar, cinta itu hadir. Dan harus aku akui bahwa aku menyukainya.
Gala adalah teman yang menarik perhatianku. Otaknya selalu mampu memunculkan pertanyaan baru yang tidak pernah bisa untuk aku tebak. Seperti malam itu, “Ca, kira-kira nih kuda terbang itu beneran ada atau ngga?”
“Kenapa tiba-tiba tanya soal kuda terbang sih?”
“Gapapa, lagi kepikiran aja. Tadi siang kan cerah tuh, langitnya warna biru, awan putihnya kelihatan cantik banget. Jadi aku kepikiran, gimana rasanya bisa terbang ke langit pakai kuda terbang.”
“Serius kamu tanya gitu? Umur kamu udah dua puluh empat, tau..”
“Emang dua puluh empat setua itu?”
“Ya nggak tua juga sih, cuma harusnya kamu belajar punya pikiran yang dewasa.”
“Jadi dewasa nggak enak tau, Ca.”
“Emang gimana rasanya?”
“Nggak tau. Hahaha.”
“Yee, kenapa bilang nggak enak kalau belum ngerasain?”
“Kalau kamu gimana? Kan kamu lebih tua daripada aku.”
“Ngeledek ya kamu?”
“Hahaha, nggak kok. Meskipun kamu lebih tua, tapi ngobrol sama kamu itu seru. Bisa bicarain banyak hal. Jarang loh yang mau dengerin cerita random aku. Kamu termasuk orang yang beruntung, Ca.”
“Kamu aneh, Gala.”
Dan karena itulah, aku merindukannya. Dia mampu menjadi dirinya sendiri meski dalam dirinya penuh dengan hal yang dia sendiri tidak pahami. Tapi ini sudah satu tahun. Usianya sekarang juga telah bertumbuh menjadi dua puluh lima. Entahlah, rasanya aku benar-benar ingin tau kalimat apa yang akan keluar dari dalam mulutnya itu saat hari ulang tahunnya. Ucapan yang aku kirim melalui pesan singkat, tidak dia balas. Bahkan aku tidak tau, apakah dia sudah membaca pesanku itu atau tidak.
Komentar