SELAMA MASA PROYEK, AKU MELEPASMU
Butir-butir debu bertebangan, menari di udara seperti kenangan yang belum sempat pulang. Zak-zak semen berdatangan bersama mereka, datang pula serpih-serpih dari kita yang belum sempat benar-benar selesai. Pekerja masuk satu per satu, seperti waktu yang memaksa terus berjalan mereka membawa palu, helm, dan dengung takdir menghancurkan yang tak sempat terbangun. Di tengah suara beton dan baja, aku mencoba tidak jatuh cinta. Tapi siapa bisa menolak gemetar yang datang lewat suara langkahmu dan jejakmu di atas debu? Selama masa proyek, aku bekerja, berpura-pura lupa. Selama masa proyek, aku menggambar rumah tanpamu. Selama masa proyek, kita bertengkar pada hal-hal sepele, tapi aku tahu yang rusak bukan hanya temboknya, melainkan diriku. Dan ketika batu jatuh dari truk kau tiba-tiba kembali dalam bentuk gema yang tak bisa kupadamkan, tak bisa kutimbang-timbang seperti beban di atas punggungku yang letih. Kisah kita mungkin sebentar, tiga bulan, enam bulan,...